Minggu, 08 Mei 2011

7 Fakta Tentang OrangUtan Sumatera

1. Orangutan Sumatera merupakan satu spesies tersendiri yang dikenal sebagai Pongo abelii, sedangkan Orangutan Kalimantan terbagi menjadi 3 sub-spesies yaitu Pongo pygmaeus-pygmaeus, Pongo pygmaeus wurmbi, dan Pongo pygmaeus morio
http://www.orangutanwildadventure.com/images/orang-utan-sumatera.jpg

 2. Orangutan Sumatera merupakan salah satu spesies yang masuk dalam kategori terancam punah (critically endangered).

3. Dibandingkan saudara dekatnya orangutan Sumatera lebih sering menghabiskan waktunya untuk bergerak diantara pohon-pohon daripada bergerak pindah menyusuri tanah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn5NZ2AQAIi8a3SFpZeVDEbCVvm6CUlP3K7_EwM2RhzlpqaIbSYPu0jZD8amuHzzaXJ7YacdFEKXUwEqdWl_MCCZL79lswOF3k7EleDd6d0uHSebSy0sb93T1hP2hWMu6XZnYiy1b6um0/s400/Orangutan+sumatra_orangutanexplore.jpg
4. Orangutan Sumatera saat ini hanya dapat dijumpai secara alami di bagian utara Pulau Sumatera, meskipun saat ini sedang dilakukan upaya reintroduksi orangutan Sumatera di Jambi. Sedangkan orangutan Kalimantan tersebar di seluruh pulau Kalimantan.
 
http://4raptor.files.wordpress.com/2010/06/mam_1974_14297.jpg?w=476&h=280
5. Analisis DNA menyimpulkan bahwa orangutan memiliki 97% kesamaan genetik dengan manusia, sehingga mudah terjadi penularan penyakit dari orangutan ke manusia ataupun sebaliknya (zoonosis).
 
6. Orangutan Sumatera menggunakan 54 jenis alat untuk memperoleh serangga atau madu dan 20 alat untuk membuka dan menyiapkan buah. Diperkirakan 65% Orangutan Sumatera menggunakan alat untuk makan.
http://orangutansumatra.files.wordpress.com/2008/11/ou_007_jams1.jpg
7. Orangutan Sumatera lebih sosial dibandingkan Orangutan Kalimantan.

Dunia Kita^^

Kumpulan tentang Dunia Kita^^

Selasa, 14 Desember 2010

PROFIL WIRAUSAHAAN :D

Anda pernah mendengar nama D’Dawet Irengz? bagi anda yang berkantor di sekitar mega kuningan pasti akrab dengan Food Court Mall Ambassador. nah disalah satu sudut Food Court tersebut, rekan saya telah memulai wirausaha dengan berani. Lintar (H.S.) telah memulai wirausaha di bidang kuliner dengan andalannya D’Dawet Irengz. Mengapa saya sebut berani? jelas karena beliau berani terjun mengalahkan ketidakpastian dan keraguan yang membayangi, satu hal yang sangat sulit saya lakukan lagi setelah mengalami kegagalan Big Grin. jadi teringat kata-kata bijaksana…
“Courage is not the absence of fear, but rather the judgment that something else is more important than fear”
maklum dengan berbekal ijazah sarjana dari salah satu universitas terkemuka, beliau tidak “tergoda” untuk melamar pekerjaan, justru berkeras untuk untuk membuka lahan pekerjaan dan memberikan pelayanan bagi orang banyak. yup menurut saya berwirausaha adalah to serve first, then money will come later..
saat pertama kali saya berkunjung ke tempat usahanya, beliau baru 3 minggu menjalankan usaha tersebut. baru seumur jagung memang, yang terpenting semangat beliau sangat berkobar ketika mengabarkan usahanya ke rekan-rekan sejawat Applause. Beruntung, rekan-rekannya juga sangat mendukung usaha beliau (salut untuk rekan-rekan el02).

WAWANCARA OB DI ALMUSLIM :D

pada tugas leadership ini, saya dan OKTIANTIWI mendapatkan tugas dari ibu SITI MUGI RAHAYU untuk mewawancara seorang OB di AlMuslim. saya dan Arienta mewawancarai bang ALI yang bekerja sebagai OB aula Kholid. umur bang Ali adalah 23 tahun, dia lahir di Bekasi tanggal 23 Juni 1987. sudah 3 tahun bang Ali bekerja sebagai OB aula Kholid di Al-Muslim. saya bertanya kepada bang Ali, "bang, tingkat kesulitan sebagai OB itu apa bang?" kata bang Ali "tingkat kesulitan bekerja sebagai OB itu tergantung. bagian sulitnya saat ada acara dan dihari jum'at saat sehabis solat jum'at." status hubungan bang Ali saat ini masih lajang, katanya lagi mencari sang pujaan hatinya. saya bertanya lagi pada bang Ali, "bang, menurut abang perilaku siswa-siswi SMA Al-Muslim terhadap OB gimana tuh?" jawab bang Ali "tergantung anaknya sih, karna setiap orang itu berbeda-beda."

bang Ali bertempat tinggal di Selang Cau, Cibitung. bang Ali tinggal bersama ayah dan ibunya. ibunya bernama Nae' dan bapaknya bernama Rudy. yang pasti bang Ali beragama Islam dong. hobinya, tidur, makan, olahraga, dan kata bang Ali pastinya beribadahlah. cita-cita bang Ali ingin lulus STIE sebagai sarjana ekonomi (SE).

jam kerja bang Ali dari jam 06.00- selesai. berangkat dari rumah jam 05.30, pulangnya tergantung pekerjaannya selesai kapan. bang Ali juga mendapatkan makan siang dari Al-Muslim. oh iya, pendidikan terakhir bang Ali adalah STM lalu lanjut SEKOLAH PAKET C. bang Ali bebas dari penykit alias free penyakit. upah kerja atau gaji bang Ali perbulan kurang lebih sekitar 1 jutaan, kata bang Ali gajinya tidak pernak naik. biasanya bang Ali mendapat komplain dari pak Daud.

kepeminpinan

Dasar- Dasar Kepemimpinan (Leadership)

“ Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ... “ (Q.S. Al Baqarah 2: 30)

APAKAH KEPEMIMPINAN ITU ?
MENGAPA KEPEMIMPINAN PERLU DIPELAJARI ?

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang telah kamu pimpin”. (hadist)

Tanpa perkecualian, setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, tua atau muda, pelajar atau bukan, berpendidikan atau tidak, kaya atau miskin, semuanya dicakup dalam sabda Rasulullah tersebut.
Demikianlah lebih dari empat belas abad yang lalu beliau ungkapkan, semata-mata atas petunjuk dan hidayah Allah SWT. Jadi jelas dan harus disadari serta diyakini sepenuhnya oleh setiap muslim bahwa setiap kita adalah sebuah pribadi pemimpin dan harus menjadi pemimpin.
Untuk dapat hidup bahagia serta dapat memberikan sesuatu (materi & nonmateri) kepada masyarakat, maka yang terpenting yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah kita harus mampu memimpin diri kita sendiri (dan seringkali orang lain) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Keterampilan memimpin adalah keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mempertanggungjawabkan setiap tindakan pribadi serta kerjasama kita dengan orang lain guna mencapai tujuan-tujuan tertentu baik tujuan pribadi maupun kelompok.

BAGAIMANA CARA KITA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MEMIMPIN ?
Hal itu dapat dipelajari dengan cara mengobservasi (mengamati), mendengar dari orang lain atau bereksperimen dan mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan.
Tingkah laku kepemimpinan adalah perilaku yang biasa digunakan oleh pemimpin.
Mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan dilakukan dengan cara bertahap mulai dari hal-hal yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan seperti membiasakan bangun pagi, mencuci pakaian sendiri, berdo’a ketika akan melakukan suatu kegiatan, membuang sampah pada tempatnya, belajar dan bekerja secara kelompok, bicara yang sopan, dsb. Mula-mula tingkah laku ini diperlihatkan pada lingkungan yang lebih kecil dan terbatas pada lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermain, lama-kelamaan, tentunya harus diasah terus menerus , sehingga menyatu dalam perilaku sehari-hari.
Tanpa adanya kesempatan dan kemauan untuk mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan itu, sulit bagi seseorang untuk mengembangkan keterampilan memimpin. Oleh karena itu perlu diciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk mempraktekkan keterampilan memimpin ini baik dalam kelompok formal maupun tidak formal.

Apakah Keterampilan hidup itu ?
Keterampilan hidup yaitu kemampuan belajar yang sangat tinggi yang berguna sepanjang hidup. Hal ini melibatkan ilmu pengetahuan serta keterampilan-ketarmpilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam berbagai macam situasi dan kondisi. Termasuk ketermpilan agar diterima oleh berbagai macam kelompok. Masuk kandang kambing mengembik masuk kandang kerbau menguak.

Apakah Keterampilan Khusus itu ?
Keterampilan khusus yaitu apabila seseorang mempelajari informasi atau teknik yang khusus untuk menyelesaikan suatu tugas yang khusus pula, maka pelajaran tersebut hanya berguna pada situasi dan kondisi tertentu.

Keterampilan Hidup sebagai Seorang Pemimpin
Semua keterampilan hidup yang berkaitan dengan kepemimpinan dinamakan keterampilan hidup sebagai pemimpin.

7 (tujuh) keterampilan hidup sebagai pemimpin

1. Mengenal Diri Sendiri
Baik diri kita sendiri sebagai manusia, orang lain, pencipta, ciptaannya
2. Komunikasi
Antara Allah dengan manusia, manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan ciptaan Allah yang lainnya dan sebaliknya.
3. Menyatu dengan yang Lain
Yaitu cara berinteraksi dengan orang lain secara positif, termasuk menerima dan menghargai perbedaan antara dirimu dan orang lain.
4. Belajar untuk Belajar
Yaitu upaya mengembangkan perilaku positif dalam mempelajai sesuatu dan menarik pelajaran dari berbagai informasi dan pengetahuan lainnya secara benar.
5. Mengambil Keputusan
Yaitu upaya mempelajari langkah-langkah dan pendekatan yang dibutuhkan untuk menetapkan suatu tujuan, memecahkan suatu masalah, dan mengambil tindakan baik secara individu maupun kelompok.
6. Pengelolaan
Yaitu penggunaan segala sesuatu yang dimiliki atau yang dapat dimanfaatkan untuk meraih suatu tujuan. Termasuk upaya identifikasi sumberdaya dan cara penggunaannya secara efektif dan efisien.
7. Kerja Kelompok
Yaitu ikut bergabung secara aktif atau memimpin suatu kelompok guna meraih tujuan bersama.

Kepemimpinan dalam Tinjauan Sejarah
Sesungguhnya perjalanan teori kepemimpinan sudah berjalan ribuan abad yang lampau. Sejak manusia hidup dalam kelompok, kepemimpinan ditentukan oleh kekuatan. Orang yang memiliki ukuran badan yang besar, kuat dan dapat memperoleh dukungan dari yang lain diangkat menjadi pemimpin.
Kemudian muncullah teori baru bahwa kepemimpinan harus dilengkapi dengan penguasaan atas berbagai persenjataan, misalnya seorang pemimpin selain kuat harus juga mahir menggunakan berbagai senjata dan mampu membidik sasaran dengan tepat.
Berabad-abad kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin akan melahirkan pemimpin pula. Untuk mengesahkan teori ini mereka membentuk kepercayaan atau opini masyarakat bahwa ada orang tertentu yang dilahirkan sebagai raja penerus kepemimpinan. Apabila sang anak mampu mengelola kerajaannya dengan sukses, ia pun akan membentuk suatu dinasti kepemimpinan secara turun menurun.
Beberapa waktu kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin itu harus dibentuk bukan dilahirkan begitu saja. Karena itu seorang pemimpin akan mangajari calon penggantinya berbagai cara memimpin. Misalnya sang calon harus mahir cara berjalan, cara berbicara dan cara mengambil keputusan pendahulunya. Ternyata teori ini menemukan hambatan karena masalah yang dihadapi si calon berbeda dengan masalah yang dihadapi pendahulunya.
Lalu muncullah teori baru, seseorang yang telah memperlihatkan sikap kepemimpinan yang sukses dalam suatu bidang diminta memimpin dalam bidang lainnya. Misalnya seorang jenderal diminta menjadi direktur perusahaan computer. Ternyata sejarah memperlihatkan bahwa metode identifikasi kepemimpinan ini tidak membawa kesuksesan.
Kini, sejumlah besar pakar di bidang kepemimpinan percaya bahwa seorang tak akan pernah mampu memimpin sepanjang masa. Demikian juga halnya seorang pemimpin tak pernah menghasilkan kesuksesan jika ia mengadakan pendekatan yang sama dalam berbagai situasi. Karena itu dibuutuhkan kepemimpinan situasional yaitu kepemimpinan yang harus berusaha sesuai dengan perubahan situasi.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang mengetahui kapan harus bersikap otoriter, demokratis, laissez faire. Ia juga tahu saat yang tepat untuk mendelegasikan wewenangnya. Selain itu mengetahui berbagai cara untuk meraih tujuan bersama.
Semua ini membutuhkan pribadi yang tegar, mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan yang lain, ahli mempelajari berbagai metode, mampu mengelola dan mengambil keputusan serta menguasai berbagai teknik memimpin kelompok.

5 (Lima ) Keyakinan Kepemimpinan
1. Kepemimpinan sangat diperlukan oleh setiap individu
Kita membutuhkan keterampilan memimpin baik untuk memimpin diri kita sendiri, sebagai anggota kelompok, maupun untuk memimpin orang lain dan kelompok. Kita memerlukan kepemimpinan agar menjadi anggota masyarakat yang efektif serta produktif juga untuk dapat mengarahkan kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan dapat dipelajari sama halnya dengan keahlian yang lain
Kepemimpinan in meliputi aspek pribadi dan antarpribadi. Ia juga mengajarkan seseorang untuk menyadari potensi dan memanfaatkan potensi dirinya itu dengan tepat.
3. Keahlian memimpin itu dapat dipecah-pecah dalam unit-unit yang lebiih kecil
Dengan demikian seseorang dapat memilih unit-unit keahlian memimpin yang cocok dengan dirinya. Dan tak seorangpun yang mampu menjadi ahli dalam setiap unit seumur hidupnya.
4. Kepemimpinan adalah hubungan antar manusia
Keahlian ini merupaan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Selain cara berinteraksi, keahlian ini juga meliputi kepekaan seseorang terhadap kebutuhan orang lain. Sebab keahlian mempimpin yang dimiliki seseorang tidak akan ada artinya jika tidak dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
5. Kepemimpinan harus ditampilkan pada waktu dan tempat yang tepat
Setiap pemimpin memiliki masa tertentu untuk diakui sebagai pemimpin. Kombinasii dari pemimpin, kombinasi dari kelompok serta kombinasi dari tujuan kelompok akan menentukan gaya kepemimpinan yang sebaiknya kita gunakan. Anggota kelompok harus bekerjasama dengan pemimpin untuk mencapai hasil yang didambakan.
KEWIRAUSAHAAN
  adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.[ Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.[rujukan?] Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

CIRI CIRI KEWIRAUSAHAAN

1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro

Selasa, 14 September 2010

Artikel ke 6
Kepemimpinan dalam tinjau sejarah

1. Kepemimpinan Dalam Prespektif Islam
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang terkenal dengan kearifannya, sifat beliau yang menonjol dalam kepemimpinannya, tidak saja di akui oleh orang-orang islam sendiri tapi juga diakui oleh orang-orang orientalis barat yang nota bene mereka adalah orang-orang yang menentang islam, hal ini memberi gambaran kepada kita bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hasilnya hanya dirasakan oleh umat islam itu sendiri , akan tetapi dirasakan oleh umat non muslim, Kepemimpinan islam memberikan prospek yang cerah bagi kelangsungan hidup manusia di Era Globalisasi sekarang ini yang sarat dengan krisis kepemimpinannya dan dekadensi moral akibat ulah-ulah para penguasa yang tidak bertanggung jawab. Dan perlu difahami pula bahwasannya seseorang dikatakan sebagai pemimpin manakala ia benar-benar beriman dan bertaqwa kepa Allah swt, dan inilah yang membedakan antara kepemimpinan dalam islam dan kepemimpinan menurut teori orang-orang barat.
Seorang pemimpin dalam islam itu tidak boleh terlepas ciri-ciri berikut ini sebagai pedoman dalam memilih calon pemimpin masa depan:
1) Setia; Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.
2) Tujuan; Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih luas.
3) Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam; Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.
4) Pengemban Amanah; Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Qur’an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأُمُورِ(الحج:41(
“Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar… “(QS.22:41).
Kepemimpinan Rasulullah
Sejak manusia berada dipermukaan bumi ini, hasratnya ingin mengetahui segala hukum dan kodrat alam yang terdapat disekitarnya, besar sekali. Makin dalam ia meneliti, makin tampak kepadanya kebesaran alam itu, melebihi yang semula. Kelemahan dirinya makin tampak pula dan keangkuhannya pun makin berkurang.
Demikianlah, Nabi yang membawa Islam itu pun sama pula dengan alam ini. Sejak bumi ini menerima cahaya Nabi, para ulama berusaha mencari segi-segi kemanusiaan yang besar daripadanya, mencari nilai-nilai Asma-Allah dalam pemikirannya, dalam akhlaknya, dalam ilmunya. Dan kalaupun mereka mapu mencapai pengetahuan itu seperlunya, namun sampai kini pengetahuan yang sempurna belum juga mereka capai. Perjuangan yang mereka hadapi masih panjang, jaraknya masih jauh, jalannya pun tak berkesudahan.
Kenabian adalah anugrah Tuhan, tak dapat dicapai dengan usaha. Akan tetapi ilmu dan kebijaksanaan Allah yang berlaku, diberikan kepada orang yang bersedia menerimanya, yang sanggup memikul segala bebannya. Allah lebih mengetahui dimana risalah-Nya itu akan ditempatkan. Muhammad SAW sudah dipersiapkan membawa risalah atau misi itu keseluruh dunia, bagi si hitam dan si putih, bagi si lemah dan si kuat. Ia disiapkan membawa risalah agama yang sempurna, dan dengannya menjadi penutup bagi para nabi dan rasul, yang hanya satu-satunya menjadi sinar petunjuk, sekalipun nanti langit akan terbelah, bintang-bintang akan runtuh dan bumi inipun akan berganti dengan bumi dan angkasa lain.
Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanah wahyu, adalah masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan. Bagi para nabi, sudah tidak ada pilihan lain. Mereka menerima risalah dan amanah, dan itu harus disampaikan, sesudah mereka diberi cap dengan stempel kenabian. Tugas menyampaikan amanah itu sudah menjadi konsekuensi wajar bagi seorang nabi, yang tak dapat dielakkan. Akan tetapi, tidak selamanya wahyu itu menyertai para nabi dalam tiap perbuatan dan kata-kata mereka. Mereka juga tidak bebas dari kesalahan. Bedanya dengan manusia biasa, Allah tidak membiarkan mereka hanyut dalam kesalahan itu sesudah sekali terjadi, dan kadang mereka segera mendapat teguran.
Muhammad SAW telah mendapat perintah Tuhan guna menyampaikan suatu amanah, dengan tidak dijelaskan jalan yang harus ditempuhnya, baik dalam cara menyampaikan risalah atau dalam cara mempertahankannya. Pelaksanaannya diserahkan kepadanya, menurut kemampuan akal, pengetahuan dan kecerdasannya, sebagaimana yang sering dilakukan oleh kaum cerdik pandai lainnya. Kemudian datang wahyu yang memberikan penjelasan secara tegas tentang segala sesuatu mengenai Dzat Tuhan, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya serta cara-cara beribadat. Tetapi tidak demikian tata cara kemasyarakatan, dalam keluarga, tentang desa, kota, dan tentang Negara, baik yang berdiri sendiri maupun yang terikat oleh Negara-negara lain.
Disamping itu masih banyak sekali bidang lain yang harus diselidiki sehubungan dengan kebesaran Nabi SAW sebelum datangnya wahyu. Juga tidak kurang kebesaran itu yang harus diselidikinya sesudah datangnya wahyu. Ia menjadi utusan Tuhan dan mengajak orang kepadanya.. Ia menjadi pemimpin umat Islam, menjadi panglima perangnya; ia menjadi mufti, menjadi hakim dan organisator seluruh jaringan komunikasi dalam hubungan sesamanya dan antarbangsa. Dalam segala hal beliau dapat menegakkan keadilan. beliau mempersatukan bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok, sesuai dengan yang dapat diterima akal sehatnya. Ia menjadi lambang kefasihan, yang menyebabkan para ahli dalam bidang itu harus takluk dan menundukan kepala, mengakui kebesaran dan kedahsyatannya. Akhirnya beliau melepaskan dunia fana ini dengan rela hati atas pekerjaannya, yang juga sudah mendapat kerelaan Allah dan kaum Muslimin