Selasa, 14 September 2010

Artikel ke 6
Kepemimpinan dalam tinjau sejarah

1. Kepemimpinan Dalam Prespektif Islam
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang terkenal dengan kearifannya, sifat beliau yang menonjol dalam kepemimpinannya, tidak saja di akui oleh orang-orang islam sendiri tapi juga diakui oleh orang-orang orientalis barat yang nota bene mereka adalah orang-orang yang menentang islam, hal ini memberi gambaran kepada kita bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hasilnya hanya dirasakan oleh umat islam itu sendiri , akan tetapi dirasakan oleh umat non muslim, Kepemimpinan islam memberikan prospek yang cerah bagi kelangsungan hidup manusia di Era Globalisasi sekarang ini yang sarat dengan krisis kepemimpinannya dan dekadensi moral akibat ulah-ulah para penguasa yang tidak bertanggung jawab. Dan perlu difahami pula bahwasannya seseorang dikatakan sebagai pemimpin manakala ia benar-benar beriman dan bertaqwa kepa Allah swt, dan inilah yang membedakan antara kepemimpinan dalam islam dan kepemimpinan menurut teori orang-orang barat.
Seorang pemimpin dalam islam itu tidak boleh terlepas ciri-ciri berikut ini sebagai pedoman dalam memilih calon pemimpin masa depan:
1) Setia; Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.
2) Tujuan; Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih luas.
3) Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam; Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.
4) Pengemban Amanah; Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Qur’an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأُمُورِ(الحج:41(
“Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar… “(QS.22:41).
Kepemimpinan Rasulullah
Sejak manusia berada dipermukaan bumi ini, hasratnya ingin mengetahui segala hukum dan kodrat alam yang terdapat disekitarnya, besar sekali. Makin dalam ia meneliti, makin tampak kepadanya kebesaran alam itu, melebihi yang semula. Kelemahan dirinya makin tampak pula dan keangkuhannya pun makin berkurang.
Demikianlah, Nabi yang membawa Islam itu pun sama pula dengan alam ini. Sejak bumi ini menerima cahaya Nabi, para ulama berusaha mencari segi-segi kemanusiaan yang besar daripadanya, mencari nilai-nilai Asma-Allah dalam pemikirannya, dalam akhlaknya, dalam ilmunya. Dan kalaupun mereka mapu mencapai pengetahuan itu seperlunya, namun sampai kini pengetahuan yang sempurna belum juga mereka capai. Perjuangan yang mereka hadapi masih panjang, jaraknya masih jauh, jalannya pun tak berkesudahan.
Kenabian adalah anugrah Tuhan, tak dapat dicapai dengan usaha. Akan tetapi ilmu dan kebijaksanaan Allah yang berlaku, diberikan kepada orang yang bersedia menerimanya, yang sanggup memikul segala bebannya. Allah lebih mengetahui dimana risalah-Nya itu akan ditempatkan. Muhammad SAW sudah dipersiapkan membawa risalah atau misi itu keseluruh dunia, bagi si hitam dan si putih, bagi si lemah dan si kuat. Ia disiapkan membawa risalah agama yang sempurna, dan dengannya menjadi penutup bagi para nabi dan rasul, yang hanya satu-satunya menjadi sinar petunjuk, sekalipun nanti langit akan terbelah, bintang-bintang akan runtuh dan bumi inipun akan berganti dengan bumi dan angkasa lain.
Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanah wahyu, adalah masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan. Bagi para nabi, sudah tidak ada pilihan lain. Mereka menerima risalah dan amanah, dan itu harus disampaikan, sesudah mereka diberi cap dengan stempel kenabian. Tugas menyampaikan amanah itu sudah menjadi konsekuensi wajar bagi seorang nabi, yang tak dapat dielakkan. Akan tetapi, tidak selamanya wahyu itu menyertai para nabi dalam tiap perbuatan dan kata-kata mereka. Mereka juga tidak bebas dari kesalahan. Bedanya dengan manusia biasa, Allah tidak membiarkan mereka hanyut dalam kesalahan itu sesudah sekali terjadi, dan kadang mereka segera mendapat teguran.
Muhammad SAW telah mendapat perintah Tuhan guna menyampaikan suatu amanah, dengan tidak dijelaskan jalan yang harus ditempuhnya, baik dalam cara menyampaikan risalah atau dalam cara mempertahankannya. Pelaksanaannya diserahkan kepadanya, menurut kemampuan akal, pengetahuan dan kecerdasannya, sebagaimana yang sering dilakukan oleh kaum cerdik pandai lainnya. Kemudian datang wahyu yang memberikan penjelasan secara tegas tentang segala sesuatu mengenai Dzat Tuhan, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya serta cara-cara beribadat. Tetapi tidak demikian tata cara kemasyarakatan, dalam keluarga, tentang desa, kota, dan tentang Negara, baik yang berdiri sendiri maupun yang terikat oleh Negara-negara lain.
Disamping itu masih banyak sekali bidang lain yang harus diselidiki sehubungan dengan kebesaran Nabi SAW sebelum datangnya wahyu. Juga tidak kurang kebesaran itu yang harus diselidikinya sesudah datangnya wahyu. Ia menjadi utusan Tuhan dan mengajak orang kepadanya.. Ia menjadi pemimpin umat Islam, menjadi panglima perangnya; ia menjadi mufti, menjadi hakim dan organisator seluruh jaringan komunikasi dalam hubungan sesamanya dan antarbangsa. Dalam segala hal beliau dapat menegakkan keadilan. beliau mempersatukan bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok, sesuai dengan yang dapat diterima akal sehatnya. Ia menjadi lambang kefasihan, yang menyebabkan para ahli dalam bidang itu harus takluk dan menundukan kepala, mengakui kebesaran dan kedahsyatannya. Akhirnya beliau melepaskan dunia fana ini dengan rela hati atas pekerjaannya, yang juga sudah mendapat kerelaan Allah dan kaum Muslimin
Artikel ke 5
7 KETERAMPILAN LEADERSHIP

1. Mengenal Diri. (Understanding Self).
Seorang bijak mengatakan : "Kenalilah kekuatan dan kelemahan dirimu serta kenalilah kekuatan dan kelemahan lawan kamu maka kamu akan mendapatkan kemenangan ". Jadi, sebelum kita mengenal orang lain alangkah baiknya kita mengenal diri kita sendiri.
2. Komunikasi (Communication).
Berkomunikasi itu dapat memberi banyak manfaat kepada diri kita sendiri, dengan catatan kita harus berkomunikasi dengan banyak orang, dengan cara-cara tertentu dan dengan tujuan-tujuan tertentu pula. Untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik, hendaknya kita bukan berkomunikasi dengan manusia saja, tetapi dengan diri kita sendiri, seluruh ciptaan Allah SWT, dan lebih utama lagi kepada Allah SWT.
3. Menyatu Dengan Yang Lain. (Getting Alone With Others).
Kita (manusia) sebagai sesama ciptaannya, sangat perlu hidup berdampingan dengan seluruh ciptaannya karena tidak dapat di hindarkan bahwa satu dengan lainnya saling membutuhkan. masing-masing mempunyai kewajiban terhadap yang lainnya dan jika kewajiban-kewajiban tersebut terpenuhi, maka hak-haknya pun terpenuhi pula.
4. Belajar Untuk Belajar. (Learning To Learn).
Belajar merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berencana dan di lakukan dengan cara-cara yang tertentu, untuk tujuan yang tertentu pula.
5. Membuat Keputusan.
Kita sebagai manusia tidak akan lepas dari permasalahan-permasalahan dari yang paling ringan hingga yang paling berat. pengambilan keputusan merupakan suatu proses di mana seseorang mengambil pilihan dari dua atau lebih kemungkinan yang ada. maka untuk membuat keputusan yang baik di perlukan ilmu dan keterampilan pengambilan keputusan.
6. Mengatur. (Managing).
Mengatur adalah kemampuan untuk dapat mempergunakan sumber daya yang tersedia dengan baik. apalagi kita (manusia) sebagai khalifah fil ardhi yang bertugas untuk mengelola bumi beserta isinya. maka kita harus mengelola bumi dengan sebaik-baiknya.
7. Bekerja Sama Dengan Kelompok. (Working With Groups).
Hal ini sangat penting dalam organisasi, karena berhubungan dengan ciptaan allah yang lain. bekerja dalam kelompok adalah suatu ilmu dan keterampilan di mana anggota kelompok bekerja sama dalam kelompoknya sendiri atau dengan kelompok yang lain untuk menghasilkan hasil yang lebih dari penjumlahan kemampuan masing-masing anggota kelompok atau kelompok-kelompok.
Artikel ke 4
Cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan

1. Mendapatkan realita.

Mengetahui apa yang dipikirkan orang lain terkait dengan gaya pemimpinan kita bisa membuka mata kita lebar-lebar, dan ini pendorong perubahan yang paling ampuh. Dengan menggunakan 360 survei dimana Anda menerima feedback dari staf, rekan dan manajer, memberikan Anda informasi yang konkret mengenai subyek yang intangible. Gunakan alat yang ada (ada beberapa yang sangat direkomendasikan di luar sana) atau biarkan staf Anda tahu bahwa Anda mengharapkan feedback dari mereka untuk meningkatkan kepemimpinan Anda.

Penggunaan kata-kata peringatan, akan membuat staf Anda merasa tidak nyaman dalam memberikan feedback yang mereka yakini akan Anda gunakan untuk melawan mereka., atau menjadi defensif dengan apa yang mereka katakan. Terserah Anda untuk menciptakan lingkungan yang aman sehingga mereka merasa nyaman dengan bersikap terbuka dan jujur dengan Anda.

2. Jangan menggunakan power posisi Anda untuk menyelesaikan sesuatu.

Jika ada yang bertanya mengapa hal-hal tertentu diselesaikan, atau logika keputusan, jangan menarik urutan dalam respon. Komponen penting dalam kepemimpinan yang efektif adalah dengan mendapatkan dukungan dari tim dan kolega. Anda tidak bisa mendapatkan dukungan dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut adalah yang benar karena Anda bosnya dan Anda yang membuatnya. Tim Anda mungkin tidak selalu setuju dengan apa yang dikerjakan, tapi mereka akan lebih menghargai Anda jika Anda meluangkan waktu untuk menjelaskan pemikiran Anda.

3. Jangan menganggap karyawan sebagai sesuatu yang harus dikendalikan atau dikelola.

Alih-alih, memberikan mereka ruang gerak untuk mengambil tindakan atau membuat keputusan. Kepercayaan adalah komponen kepemimpinan yang sangat penting. Jika Anda tidak percaya orang lain melakukan pekerjaannya dengan baik, maka apakah Anda menempatkan orang yang salah pada pekerjaan tersebut, atau Anda memiliki orang yang tepat tapi tidak melatihnya dengan baik. Biarkan mereka melakukan apa yang harus mereka kerjakan, tanpa menyandarkan bahu mereka sepanjang waktu, atau harus tahu bagaimana mereka menggunakan waktu setiap menitnya.

4. Mendengarkan, mendengarkan, mendengarkan.

Jika ada orang yang kecewa atau mengeluh dalam bisnis Anda, Anda bisa memastikan bahwa di tahapan tertentu mereka akan berusaha mengatakan pada Anda apa masalahnya. Seolah Anda tidak mendengarkan (atau tidak ingin mendengarkan). Atau mungkin reaksi awal Anda membuat orang berpikir dua kali untuk menyampaikan masalahnya pada Anda. Mendengarkan dengan tulus adalah salah satu ketrampilan terbesar yang perlu dikembangkan, terlepas dari peran Anda. Pendengar yang baik menunjukkan ketertarikan, empati, dan ingin tahu apa yang ada dibalik pembicaraan. Pemimpin besar adalah pendengar yang baik – tanpa kecuali.

5. Berhenti memberikan solusi.

Para manajer biasanya mendapatkan posisi mereka setelah menjadi spesialis teknis, dan akan memiliki opini atau pandangan bagaimana “memperbaiki” situasi atau masalah. Mereka percaya ini adalah cara paling cepat dengan menyuruh seseorang untuk melakukan apa yang harus dilakukan, atau melakukannya sendiri, daripada memberikan peluang pada karyawan untuk mengatasinya sendriri. Dengan selalu memberikan jawaban, manajer menghilangkan peluang karyawannya untuk belajar dan memberikan alternatif (yang berpotensi memberikan dengan lebih baik) cara untuk melakukan banyak hal.

6. Selalu konstruktif – selalu.

Ketrampilan berbahasa dan komunikasi membuat pemimpin besar berbeda dengan yang lainnya. Jangan dominan atau kritikal dengan orang lain mengambil tanggung jawab sepenuhnya aapa yang Anda dengar. Jika Anda menemukan diri Anda hampir membuat penilaian negatif, ambil nafas dan gunakan kata-kata Anda sendiri untuk menyampaikan pesan Anda tanpa emosi. Pemimpin besar selalu menemukan cara untuk mengatakan sesuatu dengan tenang dan konstruktif.

7. Menilai kesuksesan Anda sebagai kesuksesan tim

Kesuksesan sejati seorang pemimpin bisa diukur dengan kesuksesan orang-orang yang ada dalam timnya. Sebagai manajer, tanggung jawab utamanya adalah untuk memastikan keberhasilan dan pengembangan tim Anda. Jika mereka sukses, secara otomatis Anda juga akan sukses. Fokus pada membangun ketrampilan mereka dan menghilangkan hambatan yang ada didepan mereka. Jika Anda bisa mencapainya, Anda akan lihat hasilnya pada produktivitas, motivasi dan kepuasan karyawan Anda. Hal ini akan memfilter melalui hasil bottom-line.

8. Jangan melakukan hal-hal hanya karena mereka “nampak baik”.

Tidak ada yang lebih transparan dibandingkan manajer yang membuat keputusan dan bertindak hanyak untuk kelihatan baik didepan atasannya. Jika Anda ingin berkembang menjadi seorang pemimpin, salah satu kualitas yang dibutuhkan adalah integritas. Integritas untuk membuat keputusan
Artikel ke 3
Apakah dasar pemikiran pentingnya leadership menurut islam?
Menurut pandangan Islam, tanpa perkecualian setiap muslim adalah pemimpin. Seorang pemimpin tidak harus selalu memimpin sebuah kelompok, tapi yang utama harus bisa memimpin diri sendiri. Allah SWT. berfirman dalam Surah Al-Baqarah yang berbunyi, " ...Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi..." (Q.S. Al-Baqarah 2 : 30). Lalu ada juga hadist yang berbunyi, "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang telah kamu pimpin”. Keterampilan dalam memimpin juga mempunyai landasan hukum sendiri loh !!

1. Mengenal Diri : "Siapa yang tidak mengenal dirinya, maka ia tidak akan mengenal Tuhannya". (Hadist Nabi)
2. Komunikasi : "Siapa yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Q.S. Fushilat 41 : 33)
3. Menyatu dengan yang Lain, "
Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (Q.S.Al Hujuraat 49 :13)
4. Proses Belajar, "
Katakanlah “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnyalah orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS. Az Zumar 39 : 9)
5. Membuat Keputusan, "Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang zalim". (Q.S. Al-Maaidah 5 : 45)
6. Mengatur,
"Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya".(QS.Huud 11: 61)
7. Bekerja dalam Kelompok, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang kokoh". (Q.S. Al-Ashaf 61 : 4)

Karena kita sudah tau landasan hukum setiap point dalam keterampilan memimpin, insyaAllah kita bisa berlatih menjadi seorang pemimpin yang baik. Mulailah dari diri kita sendiri dan dari hal yang paling kecil.
Artikel ke 2
5 pendapat tentang leadership

1. Tom De Marco,
seorang insinyur dari Amerika, guru, penulis, dan pembicara pada topik rekayasa perangkat lunak. Beliau dikenal sebagai salah satu pengembang analisis terstuktur pada tahun 1980-an. Beliau berpendapat bahwa "kepemimpinan harus dibedakan dari sikap yang tidak baik".
2. Fred E. Fiedler, salah sa
tu ilmuwan terkemuka di Industri dan psikologi organisasi abad ke-20. Beliau berpendapat bahwa "Kepemimpinan adalah proses yang mempengaruhi kegiatan kelompok terhadap penetapan dan pencapaian tujuan".
3. Paul Herse, seorang ilmuwan perilaku dan pengusaha. Beliau mengajarkan tentang pelatihan dan pengembangan kepemimpinan, manajemen, dan penjualan. Menurut beliau "Kepemimpinan adalah proses kegiatan seseorang atau kelompok dalam upaya pencapaian tujuan dalam situasi tertentu".
4. Cyrill O'Donnell, seorang profesor produktif dan guru manajemen di Universitas di California, Los Angeles. Menurut beliau "Kepemimpinan dalam seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan tugas mereka dengan semangat dan kepercayaan".
5. Ordway Tead, seorang pendidik, editor, dan penulis penerbitan. Menurut beliau "Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya".

Nah dari beberapa pendapat orang terkemuka tersebut, saya menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah ilmu yang sangat penting untuk umat manusia sebagai Khalifah fil Ardh. Pemimpin itu tidak harus selalu memimpin sebuah kelompok, tapi pertama-tama dia harus memimpin dirinya sendiri dulu. Karena jika dia tidak bisa memipin dirinya sendiri, dia tidak akan bisa memipin sebuah kelompok.
YIPI YIPI YEEEEEEEEEEEEEAAAAAY!!!!!!

haha kenalin nih namaku Arienta Rachmayanti, biasa di panggil INTA, cumaaaaaa teman teman ku ada yang memanggil aku enta, mbul, tathud dan lain lain hehe :)
hem.. teman teman, aku lahir di Depok tanggal 15 maret tahun 1996 (muda ya hehe). Aku tinggal di komplek depsos pesona teratai blok F1 no. 16 cikarang barat, ada yang rumahnya disanaa? atau deketan gitu? hehe..
nama orangtua ku Arry Wiedyantoro dan Utari Dewi. hobby ku banyaaaaaaaaaaaaaaak.. berenaang, menyanyi, main, baca komik, main bulu tangkis, tidur, makan haha :D
aku sekolah dasar di SDIT Nurul Fajri, SMP di Al-Muslim, dan sekaraaaaang SMA di SMA Insan Cendikia Al-Muslim :) 
aku menyukai warna biru langit dan coklat .. hemm, sahabat sahabatku di SMP mau tau ga hehe? sahabat sahabat ku di SMP itu Zeihan Khairunnisa, Khansa Adila Khairunnisa, Fitriani Dian Fratiwi dan Gadis Aprillianti Kusuma sudah ku anggep mereka saudara sendiri :)
Di SMA kini, aku juga punya sahabaaaaaaaaaaaat yaitu Oktiantiwi Nur Aishah, Dwi Amanda Ramadhani, Muthia Belladiena, Tania Dwi Pratiwi, dan Riajani Garniera :p banyak banget yaaaaaaah hehe :) maklum lah ceriwis (pedee banget) :o